BUNGA TERAKHIR (Bagian 3)
Oleh: Lili Suriade, S.Pd
Setelah selesai mendengarkan cerita pak Rendy, Revani langsung menyerahkan setangkai bunga melati kepada pak Rendy.
“Ini bunga nya pak. Semoga
kekasih bapak senang menerimanya.”
“Terima kasih.” Ucap
pak Rendy dengan tatapan yang hampa.
Setelah menyerahkan
bunga, Revani langsung masuk ke
kamarnya. Cepat-cepat ia mengambil ransel hitam yang tergantung di dalam lemari
bajunya. Seperti orang yang baru saja habis berlari mengelilingi sebuah
stadion, nafas Revani terburu-buru melakukannya.Alhamdulillah..dompetnya masih
ada. Revani langsung memeriksa isi dompet itu. Ternyata masih utuh.
Ia kembali berlari ke
luar. Tetapi pak Rendy ternyata sudah pergi. Revani pun terus berlari mencari
pak Rendy sampai ke jalan raya.
Dari kejauhan ia melihat pak Rendy sedang berjalan
tergesa-gesa. Semakin dipanggil justru dia semakin mempercepat langkahnya.
“Pak Rendy, kenapa
bapak pergi?” Lelaki itu terkejut ketika tangan Revani berhasil menggapai
bajunya.
“Maaf..saya tidak bermaksud
mencuri bunga ini. Tapi saya benar-benar tak punya uang
lagi. Saya harus
mencari Carista, kekasih saya.” Jawabnya kemudian dengan ketakutan.
“Pak..saya tidak
sedang menuduh bapak, saya ikhlas kok memberikan bunga itu untuk bapak.”
“Baiklah dik, terima
kasih atas kebaikanmu, saya permisi.”
“Tunggu!”
Lelaki itu lalu
menghentikan langkahnya.
“Ada apa lagi dik?”
Revani langsung
memperlihatkan dompet besar milik lelaki itu.
“Apa bapak pemilik
dompet ini?”
Lelaki itu tampak
kaget. Ia mengamati dompet itu seperti orang bengong.
“Iya..ini dompet saya
yang hilang.Kamu dapat dimana?”
“Bapak masih ingat
kan kejadian hampir setahun yang lalu. Ketika bapak mencari bunga ke tempat
kerja saya.”
Beberapa saat ia
tercenung sejenak, seperti mengingat-ingat sesuatu.
“Iya benar. Waktu itu
saya bahkan meninggalkan nomor HP kepadamu.”
“Setelah bapak pergi,
kami menemukan dompet ini di bawah rumpun bunga. Namun beberapa kali saya
hubungi nomor bapak tak pernah aktif lagi.”
“Benar sekali, waktu
itu HP saya juga hilang di perjalanan. Saya benar-benar telah kehilangan
segalanya kala itu.”
“Sekarang coba bapak
cek lagi isi dompetnya.”
Pak Rendy cepat-cepat
memeriksa dompet itu, beberapa saat kemudian ia pun tersenyum.
“Terima kasih. Tuhan
telah menguji saya, Tuhan telah mendengarkan doa-doa saya. Semua isi dompet ini
masih utuh. Sekali lagi terima kasih ya.” Ucap pak Rendy lagi
“Iya pak, sama-sama.
O ya, kalau begitu saya permisi mau melanjutkan pekerjaan saya.” Ucap Revani
berlari meninggalkan pak Rendy yang masih bengong. (Bersambung)
Comments
Post a Comment